Adik-adikku yang baik hatinya,
yang sedang belajar memampukan dirinya,
dan yang sedang memulai karir sebagai profesional,
"Kesabaran dan keuletan adalah dua mutiara karakter yang akan mengeluarkan siapa pun dari kesulitan yang seperti apa pun."
Kakakmu ini tahu pasti bahwa kekurangan dan kelemahan hidup membuatmu merasa lebih mudah mengeluh dan berkecil hati, daripada bersemangat dan bersegera bekerja.
Itu yang dulu kurasakan pada diriku, dan yang sekarang memprihatinkanku karena masih kulihat menyuramkan harapan hidup dari banyak saudara dan sahabatmu.
Tapi, jika engkau mengerti - keluhan, kegelisahan, dan bahkan kemarahanmu itu adalah cara Tuhanmu dalam memperlakukan jiwa-jiwa yang memang disimpannya untuk menjadi pembesar dan pemimpin kehidupan yang baik di masa depan.
Tuhan tidak menyiapkanmu untuk menjadi pemimpin semua umat dengan memanjakan dan melemahkanmu dalam gelimang harta, kenikmatan, dan kemudahan.
Karena, itu hanya akan menumpulkan kepekaanmu terhadap derita sesamamu, dan membuatmu lebih mudah menistakan nikmat Tuhan daripada menghargainya sebagai sarana untuk membahagiakan sesama.
Tuhan ingin engkau merasakan dengan persis keadaan dan perasaan sesamamu yang sedang kekurangan itu, agar engkau kelak menjadi pemimpin yang penyayang dan yang tidak lalai sedikit pun dari tanggung-jawab untuk mengentaskan dan menyejahterakan saudaramu yang miskin dan teraniaya.
Latihan terbaik untuk menjadi pemimpin bagi yang miskin, adalah kemiskinanmu sendiri.
Pelajaran terbaik untuk menjadikanmu pemimpin yang menyabarkan sesamamu, adalah kemarahanmu sendiri.
Sehingga persiapan terbaik untuk menjadikanmu pemimpin yang tegas dan berani, adalah kemarahanmu terhadap penistaan pemimpin yang penuh dusta terhadap hakmu untuk hidup dengan damai dan sejahtera,
Maka, adik-adikku yang hatinya rawan bagi kemarahan dan yang juga ranum bagi kebijakan,
Pilihlah kebijakan.
Bijakkanlah dirimu dalam kesabaran dan keuletan.
Tuhan yang akan mengurus pemimpin dan pembesar yang penuh dusta, tidak jujur, dan merasa ahli menyandiwarakan kepalsuan, maka cukupkanlah kemarahanmu tentangnya.
Sekarang, berfokuslah menjadikan dirimu siswa dan mahasiswa yang baik perilaku dan disiplin belajarnya, yang penuh kasih dan hormat kepada orang tua dan guru, yang menjauhkan dirinya dari hal dan kebiasaan yang merusak kesehatan dan nama baiknya, dan yang menyiapkan dirinya bagi sebaik-baik peran di masyarakat, di bisnis, dan di pemerintahan.
Bagi engkau yang baru memulai karir atau yang sudah mulai mapan di dalam pekerjaanmu, bersabarlah dan kuatkanlah dirimu terhadap undangan untuk berlaku tidak jujur.
Uang yang mudah didapat akan juga mudah dikeluarkan.
Perhatikanlah kakak-kakakmu yang sudah senior tapi yang mencuri dalam jabatannya itu. Mereka mungkin berharta banyak, tapi direndahkan dalam cemooh, dipantaskan bagi kerak neraka oleh kepedihan hati orang miskin yang dicuri haknya, diperlakukan tidak hormat, dan dibuat mengawali hukuman akhirat dengan hukuman badan dan jiwa di dunia.
Hmm … tidak ada kebaikan di luar kebaikan.
Maka jadikanlah dirimu orang muda yang sabar dan tekun.
Bahagiakanlah orang tuamu.
Mereka telah mendoakan bagi keselamatan kelahiranmu, bagi kesehatan dan kegembiraanmu sebagai anak kecil yang lucu, yang mendoakan bagi kegagahan atau gemulaimu sebagai remaja kebanggaan mereka, yang mendoakan bagi belahan jiwa yang mencintaimu dan setia memelihara kebaikan hatimu sampai engkau bercucu-buyut, yang mendoakan bagi rezeki baikmu dalam pekerjaan yang jujur dan amanah, dan yang mendoakan bagi peranmu yang besar bagi kebaikan sesamamu dan alam.
...........
Adik kecintaan hatiku,
Jika bukan untuk kebaikan, untuk apakah engkau hidup?
Maka sabarkanlah hatimu dan uletkanlah upayamu.
Karena,
"Kesabaran dan keuletan adalah dua mutiara karakter yang akan mengeluarkan siapa pun dari kesulitan yang seperti apa pun."
Tetaplah menjadi jiwa baik yang dicintai oleh Tuhan.
Semoga engkau tumbuh dan berkembang dalam keberhasilan jiwa dan peran bagi kebaikan sesama.
Aamiin
Salam sayang dari Ibu Linna dan saya,
by Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | For The Happiness Of Others | Jakarta
Facebook, 21 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment