Thursday, March 20, 2014

Ost. Aladdin

A Whole New World


[Aladdin:]
 I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?

I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride

A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming

[Jasmine:] 
A whole new world
A dazzling place I never knew
But when I'm way up here
It's crystal clear
That now I'm in a whole new world with you
[Aladdin:] 
Now I'm in a whole new world with you

[Jasmine:] 
Unbelievable sights
Indescribable feeling
Soaring, tumbling, freewheeling
Through an endless diamond sky

A whole new world
[Aladdin:] 
Don't you dare close your eyes
[Jasmine:] 
A hundred thousand things to see
[Aladdin:]
 Hold your breath - it gets better
[Jasmine:] 
I'm like a shooting star
I've come so far
I can't go back to where I used to be

[Aladdin:] 
A whole new world
[Jasmine:] 
Every turn a surprise
[Aladdin:] 
With new horizons to pursue
[Jasmine:] 
Every moment red-letter
[Both:]
 I'll chase them anywhere
There's time to spare
Let me share this whole new world with you

A whole new world
That's where we'll be
[Aladdin:]
 A thrilling chase
[Jasmine:]
A wondrous place
[Both:] 
For you and me


Love this song :)

Tuesday, March 18, 2014

Sharing Pengalaman Perekrutan NII (Part III)

Ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya yaitu Part I dan Part II.

Berjam-jam kami diceramahi habis-habisan mengenai ibadah. Isi ilmu yang disampaikan lama2 merujuk kepada NKRI. Menurut kaka D, NKRI ini adalah pemerintahan taghut yang menindas umat Islam. Umat Islam, katanya wajib untuk berhijrah menuju daulah islamiyah. Kaka D menyampaikan ayat mengenai dakwah islam secara sembunyi-sembunyi di dalam gua.

Kaka D bilang, dia sedang berdakwah mengikuti ajaran Al-Qur'an (mengacu kepada ayat dakwah secara sembunyi2). Loh aku bingung sampai sini. Memang betul Allah memerintahkan dakwah, tapi setau ku yg disebut secara sembunyi2 itu ketika zaman Rasul dimana kaum muslim masih sedikit jumlahnya dan orang2 kafir berada dimana-mana. Lalu setelahnya turun lagi ayat yg memerintahkan untuk dakwah secara terbuka. Walaupun aku lupa ada di ayat apa, itulah kelemahan saya, saya pernah tahu ayatnya tapi tdk tahu persis ayat & surat apa.

Aku menyanyakan hal ini kepada kaka D, tapi dia tetap keukeuh menjawab bahwa dakwah secara sembunyi2 dan di dalam gua. Gua pada zaman sekarang itu layaknya seperti 'rumah huni' yg tidak diketahui orang luas. Ini terdengar aneh, bukan?. Selanjutnya kaka D bertanya "klo setelah ini diajak ke 'gua' tempat berdakwah mau tidak?". Rahma, A dan B mah angguk2 aja. Aku? Belum ngangguk, tapi langsung ku tanya "Dimana tempatnya ka? Jauh gak dari sini?" trus jawabnya "Kan ini dakwah, secara sembunyi2 kan, trus tadi kamu baca sendiri ayatnya, jadi yg namanya sembunyi2 ya gak boleh diberitahu alamatnya ke orang2 bahkan ke orang tua sekalipun", trus langsung aja aku bilang "Bagaimana caranya saya percaya sama kaka yg baru saya kenal lalu sudah diajak ke tempat yg saya sendiri gak tau alamatnya, saya mau bilang apa kak sama ibu kos klo dia nyariin saya, apalagi orang tua gak boleh tau. Kaka ini aneh, katanya dakwah sembunyi2 gak boleh bilang ke orang2, tapi kenapa kaka ngasih tau ke kita yg baru kenal?". Lalu kaka D menjawab agak keras "Kan tadi sudah saya jelaskan ayatnya, kamu masih belum paham Mita?". Bukan, aku bukan gak paham sama ayatnya, tapi aku gak paham sama penafsiran kaka D terhadap ayatnya.

Lalu kaka D bilang klo iman kita harus sempurna, menyempurnakannya dengan beribadah. Kaka D menyuruhku membaca ayat yg didalamnya berisikan ibadah infaq, shodaqoh, dll. Trus dia bilang, klo disuruh bershodaqoh mau tidak? itu kan perintah Allah langsung dari ayat-Nya. Klo kalian gak mematuhi perintah-Nya berarti apa? nah, kafir kan?. Wah aku denger ini kok kayak kesamber petir darimana gitu ya. Memang betul Allah memerintahkan kita untuk bershodaqoh. Tapi shodaqoh juga ada aturan-Nya. Shodaqoh itu gak wajib, beda sama zakat, klo zakat wajib. Walaupun nilai agama ku jelek, tapi hal kayak gini keponakan ku yg umur 7th juga ngerti.

Trus aku bilang ke kaka D "Iya betul kak, tapi infaq / shodaqoh itu hukumnya sunnah kak, beda sama zakat, klo zakat baru hukumnya wajib." Trus dia ngejelasin panjang lebar sambil ngeluarin dalil-dalil pilihannya. Jujur setelah dia bilang ini, langsung aku putuskan INI GAK BENER. Kenapa gak bener? Karena dia sudah mewajibkan apa yg Allah sunnahkan dan mensunnah-kan apa yg Allah wajibkan. Infaq kok jadi wajib, trus bohong sama orang tua itu diperbolehkan. Klo kata anak jaman sekarang sih sebutannya "What Tje Fuk Aehmatek" -_-

Hari sudah larut. Waktu itu sudah maghrib dan aku semakin was-was ingin pulang. Aku gak mau diajak ke 'gua' dakwah yg tadi kaka D bilang. Klo sampe aku pulang malam, dia pasti punya alesan untuk ajak aku, Rahma, A dan B ke 'gua' dakwah mereka. Pas kaka D lagi ngomong panjang lebar, langsung aku potong kalimatnya "Saya mau pulang kak". Trus kaka D bilang "Sebentar dulu Mita, saya sedang menjelaskan", jawabku "Aku mau pulang", dibalaslah lagi dengan "Kamu tau gak, hati kamu sudah ditutupi, sudah menolak ajaran yg benar sesuai dengan ayat2-Nya. Kan tadi kamu baca ayatnya, klo menolak perintahnya berarti kamu...", refleks B menjawab "Kafir Mit", lalu dilanjutkan oleh kaka D "Ya benar seperti yg teman mu bilang Mit, kafir". WHAT THE HELL IS THAT.

Rasanya mau nangis di tempat saat itu juga. Karena sudah disebut 'kafir' versi mereka. Hatiku berkecamuk dan berjanji dalam hati "Oke klo sampe ba'da isya belum pada pulang, aku tetep pulang walaupun harus sendirian". Setelah kejadian itu, kaka D ngeluarin kertas trus ditulisnya lafadz Basmallah di atasnya lalu bilang ke kita, klo kita harus punya target infaq. Dia bilang target sebanyak-banyaknya. Trus aku tanya "Gimana klo kita gak sanggup memenuhi target kita kak?". Trus dia jawab "Ya kamu harus berusaha memenuhinya, kan tadi kamu bilang berusaha mencapai kesempurnaan dalam menjalankan perintah-Nya", ditantang begitu langsung aja aku bales "Kaka udah berapa lama dakwah begini?", dia jawab "Dari kuliah (Pada saat itu dia udah kerja -red)", aku bales "Sudah selama itu? Trus sekarang kaka YAKIN iman kaka udah 100%?", jujur dia terhentak aku ngomong begitu. Aku tdk dapat jawaban "Yakin atau Tidaknya", yg aku dapat hanyalah jawaban dalil-dalil panjang beserta penafsirannya.

Aku lelah. Waktu sudah mulai mendekati Isya. Karena perdebatan ini, akhirnya kaka D gak menggubris aku lagi. Dia langsung tanya ke Rahma, A dan B. B semangat sekali ketika menyebutkan target infaq-nya. Ketika semua sudah menyebutkan targetnya, tibalah giliranku menyebutkan target ku. Kaka D bilang "Ayo Mit, sebutkan nama dan target kamu", aku memang menyebut namaku dan targetku yg asal2an tapi dengan suara ngelindur, sampe kaka D bilang "Kamu klo ngomong yg jelas Mita, klo berdebat suara kamu paling jelas". Wah cetar banget ya kata2nya. Ah, aku gak peduli. Aku lebih takut sama Allah ketimbang kaka D. Tetep aja aku ngomong ngalor ngidul.

Akhirnya Isya-pun tiba, pada saat ambil wudhu di tempat wudhu, sambil menangis aku bilang ke Rahma "Rahma, aku mau pulang, aku gak peduli klo harus pulang malam dan sendirian. Aku cuma berlindung sama Allah, Rahma. Aku juga gak peduli kamu atau A atau B atau kaka D bilang aku kafir. Tapi maaf, penafsiran 'kafir' ku berbeda dengan kaka D. Demi Allah Rahma, aku tidak pernah sedikitpun untuk 'kafir' bahkan jika aku mati setelah sholat isya ini. Hanya Allah yg berhak menjuluki ku kafir, Rahma, bukan yg lain". Tidak aku sangka, ternyata Rahma menjawab "Aku ikut kamu aja Mita, aku juga bingung sama yg disampaikan kaka D", lalu aku jawab "Bagaimana dengan A dan B? Aku gak mau ketemu kaka D lagi Rahma", trus Rahma jawab "Nanti aku bilang juga ke A dan B untuk gak ikut kaka D", lalu ku jawab "Aku tidak memaksakan kehendakku. Jika A & B mau pergi bareng kaka D, silahkan saja, itu hak mereka, tapi aku tetap tidak mau ikut. Kamu harus pilih Rahma, pulang atau tidak".

Percakapan ku terputus dengan dimulainya sholat isya. Setelah sholat isya, aku menangis dalam do'a dan memohon perlindungan setelah pulang dari At-Tin ini. Aku langsung pulang, gak pake pamit lagi ke kaka D. Sekilas aku lihat Rahma bersama A dan B. Aku tidak peduli. Aku lari pada saat itu, lari keluar TMII lalu tanya jalur angkot ke Depok. Tanpa ku sangka, Rahma mengikuti ku dari belakang bersama A dan B.

Keesokan harinya, A dan B bilang ke aku klo kaka D mengundang aku untuk bertemu kaka E. Sontak aku jawab tidak mau dan menghormati ajakan teman ku dengan menolak dengan halus bahwa cukup sampai kaka D saja, tidak ada kaka-kaka yg lain. Rahma pun Alhamdulillah mau merenung dan tidak mau bertemu lagi dengan kaka D dan temannya. Sedangkan A dan B aku sudah tidak pernah lagi mendengar mereka hingga saat pengalaman ini aku buat. Semoga mereka baik2 saja. Aamiin.


Sharing Pengalaman Perekrutan NII (Part II)

Ini adalah bagian kedua dari bagian cerita sebelumnya disini.

Pada saat bertemu kaka C, waktu itu aku bertanya kepada kaka C "Kenapa kok kaka mau jauh2 datang menemui kita (Aku, Rahma, A dan B) untuk menyampaikan ini?", jawabnya "Karena aku mau mengajarkan yg benar, selama ini banyak orang yg tidak tahu islam dan tidak mengerti bagaimana memperjuangkan islam. Ini juga kan ibadah". Jawaban kaka C memang aku akui memiliki niat baik. Beberapa waktu sebelum kita berpisah dengan kaka C, dia berpesan "Besok jangan lupa datang ya ke At-Tin, itu adalah ibadah. Kan iman kalian belum sempurna, maka sempurnakanlah dengan ibadah". Pada waktu yg singkat aku membalas pesan kaka C "Semua yg kita lakukan kan ibadah kak asal niatnya karena Allah. Bahkan tidurpun jika berniat tidur karena Allah, tidurnya bernilai ibadah. Jangan ibadah hanya dimaknai dengan mendengarkan ceramah saja kak. Makna ibadah sangat luas. Perkuliahan pun ibadah, karena kita mengejar ilmu kak. Jadi klo kaka bilang besok adalah kegiatan ibadah, menurutku kurang tepat."

Rahma, A dan B yang mendengarku bilang seperti itu langsung senyum2 saja seperti merasa 'gak enak' dengan kaka C. Akhirnya mereka bilang "Ya InsyaAllah kak besok dikabarin lagi jadi gaknya ya kak, makasih kak". Kaka C cuma senyum2 aja dan 'kayak' cuek sama aku -_-

A dan B sudah memutuskan untuk jadi menemui kaka D di At-Tin. Rahma yg sejak awal memang berteman dengan A, akhirnya merasa tidak enak jika menolak ajakan temannya. Tapi disisi lain Rahma juga takut dan masih mau mendengarkan apa yg aku sampaikan. Akhirnya jadilah aku ikut ke At-Tin bersama Rahma, A dan B. Dari awal mau berangkat, aku berdo'a kepada Allah supaya dilindungi dari segala hal. Karena walaupun aku kadang mangkir dari perkuliahan *ketauan deh :D*, tapi mangkir-ku kali ini beda, ada yg janggal dan hentakan besar di dalam diri sambil penuh diliputi rasa penasaran yg besar apa ujung dari semua ini.

Tibalah kami di masjid At-Tin TMII. Hal yg pertama kali aku pikirkan ketika sampai di At-Tin adalah bagaimana cara kami pulang dari sini. Akses angkot ke Depok agak jauh, harus keluar dari TMII dulu. Aku berdo'a dalam hati semoga acaranya tidak sampai malam. Kira2 setengah jam kemudian, datanglah kaka C beserta seorang pria. Ya, sudah ku tebak, dia adalah kaka D. Kami berkenalan dengan kaka D. Aneh, ketika kaka D berkenalan dengan ku, dia bilang "Oh kamu yg namanya Mita". Entah apa yg kaka C sampaikan kepada kaka D, tapi jujur aku merasa risih.

Awalnya, kaka D banyak bertanya tentang asal-usul kami. Seperti orang tua kami pekerjaannya apa, apakah ada keluarga kami yg bekerja dikemiliteran, anak keberapa, dll. Lalu kami ditanya sudah bekerja atau belum, dsb. Sampai bertanya apakah sudah pernah mengikuti kegiatan keagamaan seperti ini. Tentu saja Rahma, A dan B menjawab belum. Klo aku ya jujur saja pernah, tapi suasananya berbeda. Dulu kegiatan ku ini disebut Mentor. Kegiatannya pun tidak mengganggu kegiatan sekolah.

Berjam-jam kita sharing tentang keagamaan. Klo diurutkan kira2 teori yg dibahas adalah ini : teori ketuhanan & manusia, iman, islam, kekafiran, ibadah, UUD, dan yg terakhir adalah kenegaraan. Tapi tentu saja, teori yg berdasarkan pemikiran kaka D. Dalam menyampaikan teorinya, sering kali kaka D menyampaikan dalil-dalil yg menguatkan teorinya. Mulai dari ayat Al-Qur'an sampai hadits, tapi entah kenapa penafsirannya agak berbeda dengan yg diajarkan di sekolah dulu.

Nah, untuk kalian yg belum pernah mengalami hal seperti ini atau sedang mengalami hal seperti ini, aku sarankan untuk belajar mengenai ilmu tentang teori2 yg aku sebutkan sebelumnya. Setidaknya kita punya bekal lebih untuk membentengi diri dari hal2 yg menyimpang dari agama. Jangan lupa belajar dan bertanya kepada mereka yg memang benar2 ahli di bidangnya ya.

Secara garis besar, menurutku kaka D lebih keukeuh dengan teori-nya dan ada paksaan dalam penyampaian teorinya. Kaka D lebih cekatan dibanding kaka C. Klo mau berpikir negatif, mungkin kami dipertemukan dengan kaka D yg lebih senior karena kaka C masih nubi alias masih sedikit pengalaman dalam merekrut anggota mereka. Setelah ini banyak terjadi perdebatan anatara aku dengan kaka D. Pengalamannya aku lanjut di Part III ya teman2 :)


Sharing Pengalaman Perekrutan NII (Part I)

Pagi semuanya.
Kangen banget udah lama gak blogging.
Pagi ini lagi merenung tentang pengalaman2 saya, eh tiba2 inget kejadian yang kurang berkenan dihati dan berpikir klo gak ada salahnya pengalaman ini di-share ke teman2 semua. Ini tentang pengalaman perekrutan NII a.k.a Negara Islam Indonesia.

Kejadiannya terjadi di Oktober 2010. Pada saat itu aku duduk kuliah di semester 5 dan sedang kos di wilayah Margonda, Depok. Seperti anak kos pada umumnya, aku sering berkenalan dengan anak dari kos2an lain. Awalnya, aku punya teman kuliah yang kosannya gak jauh dari kosan ku, well anggap saja nama temanku ini Rahma. Pada waktu weekend, aku & Rahma main ke mall daerah Depok. Disana Rahma cerita klo baru aja kenalan sama 2 orang teman. Sebut saja si A & si B. Sebetulnya si A adalah teman Rahma di kampus, cuma beda jurusan. Sedangkan si B adalah teman A yang pada akhirnya diperkenalkan ke Rahma dan aku.

Berhubung aku menggunakan hijab, Rahma tidak segan tanya hal2 keagamaan. Rahma tanya ke aku apakah iman ku sudah 100%. Lah karena pertanyaannya tentang "kesempurnaan" iman, jadi ku jawab imanku belum 100%. Setelahnya Rahma cerita klo ada yg nyeramahin dia bahwasannya klo masuk islam itu harus secara keseluruhan alias gak setengah2. Berhubung Rahma mengaku klo dirinya gak tau banyak tentang agama, Rahma minta aku "meluruskan" pandangannya tentang ajaran islam. Lalu Rahma bilang "Coba Mit ketemu sama A & B, aku bingung soalnya klo masalah beginian". Atas alasan itulah aku menuruti permintaan temenku ini untuk bertemu A & B. Hitung2 dakwah pikirku saat itu. Cieh :D

Sebetulnya ilmu agama ku sih masih cetek broh, cuma berhubung dulu waktu SMA sekolah berasrama, ya seenggaknya masih paham mengenai hukum2 islam, walaupun nilai2 mata pelajaran agama ku gak bagus2 banget juga :D Apalah arti sebuah teori jika pada prakteknya tidak pernah dilaksanakan, betul tidak? #membeladiri LOL

Nah, minggu depannya setelah weekend bareng Rahma, aku bertemu dan berkenalan dengan si A dan si B. Disana Rahma bilang ke aku klo si B yang bilang bahwa iman itu harus 100%. Selama 2 jam kita sharing tentang islam. Akhirnya si B ngaku klo tau ilmu itu dari kenalan dia orang baru, anggap saja si C. Ternyata si C ini adalah senior di kampus. Karena kaka senior, otomatis aku menghargai pemikiran dia terhadap teori2 yang disampaikan oleh B ke aku.

Gak pake waktu lama untuk bertemu dengan kaka C. Keesokan harinya aku langsung dipertemukan dengan kaka C. Dia sharing tentang islam beserta dalil-dalilnya. Klo liat ekspresi Rahma, A dan B ya cuma angguk2 aja apa yang kaka C bilang. Kaka C banyak kasih masukan tentang apa itu iman dalam islam dan bagaimana cara meraih kesempurnaannya. Awalnya apa yg dia sampaikan hampir sama dengan yg diajarkan di sekolahku dulu, tapi lama2 ada beberapa statement yg tidak bisa aku terima dalam diriku dan bertolak belakang dengan yg diajarkan di sekolah ku dulu.

Dia bilang, klo masuk islam itu harus secara keseluruhan yang berarti bahwa iman yang kita pegang harus sempurna dan sempurna itu dalam persentase matematika terhitung sebesar 100%. Aku bilang ke kaka C, memang betul masuk islam itu harus secara keseluruhan dan iman itu harus sempurna, tapi apakah kesempurnaan bisa diiukur dalam persentase matematika? Jika memang demikian, pada saat kapan iman kita terukur sebesar 100%?

Allah tidak pernah memberatkan hamba-Nya. Dia memberikan ujian sesuai dengan takaran kemampuan setiap hamba-Nya. Menurutku, kesempurnaan iman itu dimaksudkan pada saat dalam menjalankan perintah-Nya, kita harus benar2 mencapai sempurna. Misal, jika kita sholat, ya sholat-lah sesempurna mungkin dengan mengikuti aturan2-Nya. Masalah mencapai 100%-nya atau tidak, itu adalah hak-Nya dan manusia hanya bisa berusaha mencapai apa yang disebut dengan kesempurnaan. Semakin besar usaha kita mencapai kesempurnaan, maka semakin besar nilai kesempurnaan yang diberikan-Nya kepada kita, bahkan mungkin bisa terhitung lebih dari 100%.

Lebih lanjut lagi, kaka C tanya "Mita yakin iman Mita sudah sempurna?". Lagi-lagi aku jawab "belum". Dia bilang "Berarti belum 100% kan?", aku jawab "Bisa ya bisa tidak, karena iman tidak bisa diukur dengan persentase matematika kak". Sampai sini kaka C sudah mulai bersifat aneh sama aku. Tahukah kalian? Aku disuruh menutup mata oleh kaka C. Aku memang menutup mataku pada saat itu karena aku tidak menaruh curiga ke kaka C. Walaupun begitu, setelahnya aku tanya ke kaka C "Kenapa aku disuruh menutup mata kak?", jawabnya "Mau ngetes kamu Mit, kamu orangnya positive/negative thinkin'". Karena alasannya demikian, maka aku tidak bertanya jauh mengenai tutup mata itu.

Melihat aku yg selalu bertanya dan kadang menyanggah beberapa statement-nya, akhirnya kaka C bilang ke aku klo aku diundang untuk ketemuan dengan kaka D. Aku dirayu oleh kaka C untuk bertemu dengan kaka D. Semakin dia berteori dengan dalil-dalil bawaanya, semakin penasaran aku dibuatnya. Dia bilang salah satu kewajiban seorang muslim ialah memenuhi undangan saudaranya. Aku tahu itu hadits dan memang betul itu hadits shohih. Akhirnya ku putuskan untuk memenuhi undangan kaka D. Setelah deal, kaka C bilang klo ketemuannya itu besok di Masjid At-Tin TMII. Padahal besok itu kuliah dan aku sudah hampir menolak ajakannya klo bukan karena permintaan Rahma untuk menemaninya.

Nah, postingannya lanjut ke Part II ya teman2.. InsyaAllah aku sharing semua yg ku alami pada saat itu :)


Friday, March 14, 2014

Jika by Melly Goeslaw ft. Ari Lasso


Jika teringat tentang dikau
Jauh di mata dekat di hati
Sempat terpikir tuk kembali
Walau beda akan kujalani
Tak ada niat untuk selamanya pergi

Jika teringat tentang dikau
Jauh di mata dekat di hati
Apakah sama yang kurasa
Ingin jumpa walau ada segan
Tak ada niat untuk berpisah denganmu

Chorus :
Jika memang masih bisa mulut ku berbicara
Santun kata yang ingin terucap
Kan ku dengar caci dan puji dirimu padaku
Kita masih muda dalam mencari keputusan
Maafkan aku ingin kembali
Seumpama ada jalan tuk kembali

Jika teringat tentang dikau
Jauh di mata dekat di hati
Tak ada niat untuk selamanya pergi

Jika teringat tentang dikau
Jauh di mata dekat di hati
Tak ada niat untuk berpisah denganmu

Chorus 3x





Wednesday, March 05, 2014

Karena Ku Cinta Kau by Bunga Citra Lestari


Jika ada yang bilang ku lupa kau
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku tak setia
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau

Jika ada yang bilang ku tak baik
Jangan kau dengar
Jika ada yang bilang ku berubah
Jangan kau dengar
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau

Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Jika kau tak percaya padaku
Sakitnya aku
Jika lebih dengar mereka
Sedih hatiku
Banyak cinta yang datang mendekat
Ku menolak
Semua itu karena ku cinta kau.. kau..

Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Saat kau ingat aku ku ingat kau
Saat kau rindu aku juga rasa
Ku tahu kau slalu ingin denganku
Kau tahu ku juga ingin denganmu
Ku tahu kau s'lalu ingin denganku
Ku lakukan yang terbaik
Yang bisa ku lakukan
Tuhan yang tahu ku cinta kau






Tuesday, March 04, 2014

Viva Forever by Spice Girls


Do you still remember how we used to be
Feeling together believe in whatever
My love has said to me

Both of us were dreamers 
Young love in the sun
Felt like my saviour 
My spirit I gave you
We'd only just begun

Hasta Manana Always be mine
Viva Forever I'll be waiting
Everlasting Like the sun
Live Forever for the moment
Ever searching for the world

Yes I still remember every whispered word
The touch of your skin, giving life from within
Like a love song that I've heard
Slipping through our fingers, like the sands of time
Promises made, every memory saved
Has reflections in my mind

Hasta Manana, always be mine
Viva Forever, I'll be waiting
Everlasting, Like the sun
Live Forever, For the moment
Ever searching, for the world

But we're all alone, was it just a dream
Feelings untold, They will never be sold
And the secrets safe with me

Hasta Manana, always be mine
Viva Forever, I'll be waiting
Everlasting, Like the sun
Live Forever, for the moment
Ever searching, for the world


I remember someone..